Terapi Realitas
Terapi kelompok ini dikembangkan oleh Wiliam Glasser pada tahun 1960an. Terapi atau konseling ini berdasarkan Choice Theory dan berfokus pada apa yang dapat kita lakukan pada masa sekarang. Pada terapi ini attitudes, perasaan, insight, dan masa lalu seseorang tidak terlalu diperhatikan.
Prosedur terapi realitas : Sistem WDEP
Prosedur terapi realitas |
Prosedur kunci yang dapat diterapkan untuk melakukan praktik teori realitas oleh Wubbolding (2000, 2008, 2009, 2010, 2011) disebut dengan sistem WDEP. WDEP merupakan singkatan dari Wants, Doing and Direction, self-Evaluation, dan Planning.
a. Wants (W)
Terapis membantu para klien dalam menemukan keinginan, kebutuhan, persepsi, harapan, dan mimpi. Melalui kemampuan bertanya terapis yang terampil, klien didorong untuk mengenali, mengartikan, dan menyaring bagaimana mereka berharap memenuhi kebutuhan mereka. Penggunaan pertanyaan merupakan dasar untuk praktik terapi ini. Pertanyaan yang tepat dan strategis dapat membuat anggota berpikir tentang apa yang mereka inginkan dan mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan mengarah pada pemenuhan keinginanan mereka atau tidak. Oleh karena itu, penting untuk pemimpin grup (group leader) mengembangkan kemampuan bertanya. Seni konseling kelompok membutuhkan pemimpin yang paham pertanyaan apa yang ditanyakan, bagaimana menanyakannya dan kapan pertanyaan ditanyakan.
Bertanya sering disalahgunakan oleh pemimpin grup dengan teknik pertanyaan-jawaban karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pertanyaan yang berlebihan dapat menyebabkan perlawanan dan sikap membela diri dari anggota kelompok. Jika bertanya menjadi teknik utama yang pemimpin grup pakai, hal itu dapat menciptakan jarak dan ketidakjelasan pemimpin grup. Hubungan antara pemimpin grup dan anggota akan berkembang ketika pertanyaan dikombinasikan dengan pemikiran reflektif, mengecek persepsi, dan teknik yang lainnya.
Bagian dari konseling terdiri dari eksplorasi album citra klien – dunia kualitas mereka dan cara yang mana perilaku mereka untuk menggerakkan dunia eksternal lebih dekat ke dunia dalam yang mereka inginkan. Penting bahwa eksplorasi ini berlanjut ke semua proses konseling kelompok karena perubahan citra klien. Anggota kelompok diberi kesempatan untuk mengeksplorasi setiap aspek kehidupan termasuk apa yang mereka inginkan dari keluarga, teman dan pekerjaan. Lebih jauh lagi, eksplorasi ini berguna untuk mengenali apa yang mereka harapkan dan inginkan dari konselor dan dari mereka sendiri ((Wubbolding, 2008; Wubbolding& Brickell, 1999).
Dalam kelompok, anggota mengeksplorasi apa yang mereka inginkan, apa mereka punya dan apa yang tidak mereka dapatkan. Melalui proses ini, fokusnya adalah membuat anggota melakukan evaluasi diri untuk menentukan arah perilaku yang mereka lakukan. Asesmen ini menyediakan dasar pembuatan perubahan spesifik yang memungkinkan anggota mengurangi kefrustrasiannya. Pertanyaan berguna yang dapat menjelaskan apa yang anggota inginkan diantaranya “Anda menginginkan diri Anda menjadi orang yang seperti apa?” “Seperti apa keluarga Anda jika keinginan Anda dan keinginan keluarga Anda sama?” “Apa yang akan Anda lakukan jika Anda hidup sesuai dengan apa yang Anda inginkan?” “apakah ini pilihan untuk keuntungan jangka pendek dan jangka panjang terbaik Anda, dan apakah konsisten dengan nilai-nilai Anda?” Wubbolding and Brickell (2009) juga menambahkan pertanyaan yang berfokus pada persepsi seperti “Bagaimana Anda melihat situasi? Dimana Anda menemukan kendali Anda?” Tujuan pertanyaan seperti itu adalah untuk membantu klien bergerak dari sense kendali eksternal ke kendali internal. Bagian pertanyaan ini menentukan tahap penerapan prosedur lainnya dalam terapi realitas.
b. Doing and Direction (D)
Setelah anggota kelompok mengeksplorasi apa yang mereka inginkan dan butuhkan, anggota kelompok diminta untuk melihat perilaku saat ini untuk menentukan apakah yang mereka lakukan adalah untuk mencapai keinginan mereka. Pemimpin grup membantu anggota menggambarkan detail perilaku total mereka (tindakan, pikiran, perasaan dan psikologis). Peningkatan kesadaran dan insight diri merupakan kunci langkah pembuat perubahan.
Pemimpin grup mendorong diskusi tentang perilaku masa lalu jika peristiwa tersebut dapat dihubungkan dengan mudah dengan situasi saat ini atau membantu merencanakan hari esok yang lebih baik. Masalah yang ada dapat berasal dari masa lalu, namun terjadi saat ini. Sehingga perlu diselesaikan saat ini ataupun direncanakan di masa depan. Ketika masalah terselesaikan, hal itu merupakan hasil klien belajar bagaimana mengubah pemikirannnya dan memilih cara yang lebih baik daripada saat mereka memulai terapi.
Pemimpin grup mencegah diskusi tak berujung tentang perasaan dan reaksi psikologis klien seolah-olah ini terpisah dari perilaku total mereka. Hal ini dapat menghasilkan perubahan perilaku total. Ini adalah tindakan yang menghasilkan perubahan perilaku total. Anggota didorong untuk mendiskusikan perasaan seiring dengan tindakan dan pemikiran karena terapis realitas percaya mengubah cara bertindak dan berpikir lebih mudah daripada mengubah perasaan dan nilai yang lebih besar dalam proses terapeutik. Ketika anggota mengubah tindakan mereka, perasaan dan pikiran mereka akan cenderung berubah.
Bagian eksplorasi ini meliputi diskusi self-talk internal yang sering berhubungan dengan pilihan yang individu buat (Wubbolding, 2008). Pemimpin grup menghubungkan perasaan anggota atau gejala fisik dengan perilaku atau pikiran mereka secara bersamaan dimana mereka mempunyai kontrol langsung yang lebih banyak. Walaupun konselor dapat mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan, fokus yang akan dilakukan adalah mendorong mereka mengenali tindakan yang menyertai atau mendukung perasaannya.
Tujuan penekanan pada perilaku saat ini adalah untuk membantu anggota kelompok memahami tanggung jawab mereka terhadap perasaannya. Pertanyaan yang dapat digunakan misalnya “Apa yang Anda lakukan sekarang?” “Apa yang sebenarnya Anda lakukan minggu terakhir ini?” “Apa yang ingin Anda lakukan secara berbeda minggu terakhir ini?”
Membuat anggota kelompok fokus terhadap apa yang mereka sedang lakukan bertujuan untuk mengajarkan mereka bahwa mereka dapat meraih kendali sadar akan perilakunya, dapat membuat pilihan dan dapat mengubah hidupnya.
c. Self-Evaluation (E)
Anggota kelompok tidak akan berubah atau membuat pilihan yang lebih baik hingga mereka mengevaluasi perilaku mereka dan menilai bahwa perilaku mereka saat ini tidak membantu (Wubboling, 2011). Evaluasi diri merupakan dasar prosedur terapi realitas. Setelah anggota kelompok melakukan evaluasi terhadap kualitas perilaku mereka, mereka dapat menentukan apa yang mungkin berkontribusi terhadap kegagalan mereka dan perubahan apa yang bisa mereka lakukan untuk mendukung kesuksesan.
Meminta anggota kelompok mengevaluasi masing-masing komponen perilaku total merupakan tugas mayor dalam terapi realitas. Pemimpin grup yang terampil mengarahkan dan menginstruksikan anggota untuk membantu bagaimana mereka mengevaluasi perilaku mereka. Pemimpin grup dapat bertanya misalnya “Apakah yang sedang Anda lakukan saat ini membantu Anda atau menyakiti Anda?” “Apakah perilaku Anda saat ini memuaskan Anda atau tidak memuaskan Anda?” “seberapa besar apa yang Anda sedang Anda lakukan meningkatkan hubungan Anda?” Semakin tumbuhnya anggota dan interaksi yang terus menerus dengan anggota lain dan pemimpin kelompok, anggota kelompok belajar membuat evaluasi dengan sedikit bantuan.
d. Planning (P)
Setelah anggota kelompok belajar membuat evaluasi diri, pemimpin grup berada pada posisi membantu anggota kelompok mengembangkan rencana untuk perubahan perilaku. Rencana terbaik pertama adalah direncanakan oleh individu. Rencana terbaik kedua adalah direncanakan oleh terapis dan individu klien. Dan rencana terbaik ketiga adalah direncanakan oleh terapis. Terlepas dari siapa yang menginisiasi rencana, seni perencanaan adalah untuk membangun tujuan praktikal jangka pendek yang kemungkinan besar dapat tercapai dengan sukses, dimana kesuksesan ini akan secara positif menguatkan usaha anggota untuk tujuan jangka panjang.
Perencanaan untuk perilaku yang bertanggung jawab merupakan bagian penting dalam proses terapi realitas. Pada konteks kelompok, anggota belajar untuk membuat perencanaan secara realistis dan bertanggung jawab dengan kontak baik dengan anggota lain maupun pemimpin grup. Anggota didorong untuk mencoba perilaku baru, mencoba cara lain untuk mencapai tujuan mereka, dan melaksanakan program mereka. Penting bahwa rencana tidak terlalu ambisius karena mereka perlu merasakan keberhasilan sehingga menaikan self-esteem. Jelas bahwa rencana yang bermanfaat adalah rencana sederhana di awal dan spesifik apa yang harus dilakukan, kapan hal itu akan dilakukan, dan seberapa sering. Singkatnya, rencana dimaksudkan untuk mendorong klien menerjemahkan percakapan dan niat mereka ke dalam tindakan. Semakin baik rencana maka semakin baik kemungkinan anggota akan mencapai keinginan mereka. Pada akhirnya, penting bagi aanggota kelompok untuk berkomitmen mengikuti rencana mereka.
Komitmen
Rencana yang telah dibuat dapat dibuat dalam bentuk kontrak yang akan membantu anggota kelompok untuk menahan diri mereka dan anggota lain. Ketika anggota dalam kelompok membuat rencana dan mengumumkannya, kelompok berada pada posisi untuk membantu anggota mengevaluasi dan meninjau kembali rencananya dan menawarkan dukungan dan dorongan ketika dibutuhkan. Jika anggota individu tidak memenuhi komitmen mereka atau dengan cara apa pun gagal menerapkan rencananya, fakta itu tidak dapat disembunyikan dari orang lain atau, dan yang lebih penting, dari diri mereka sendiri. Jika beberapa anggota dapat melaksanakan rencana mereka, mereka akan menjadi model bagi anggota kelompok lainnya. Jika rekan mereka dapat melakukan apa yang telah mereka lakukan, orang lain mungkin menyadari bahwa mereka juga dapat berhasil.
Wubbolding (2000, hal 142) menggambarkan lima tingkat komitmen:
Level 1: "Saya tidak ingin berada di sini. Anda tidak bisa menolong saya. "
Level 2: "Saya ingin hasilnya. Tapi saya tidak ingin berusaha keras. "
Level 3: "Saya akan mencoba. Mungkin aku. Saya bisa."
Level 4: "Saya akan melakukan yang terbaik."
Level 5: "Saya akan melakukan apapun yang diperlukan."
Komitmen merupakan sesuatu yang penting yang tergambar dalam bentuk tingkatan. Pemimpin dapat mendorong anggota yang memiliki tingkat komitmen rendah untuk bergerak ke arah meningkatkan tingkat komitmen mereka untuk melakukan apa yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan. Penting bahwa anggota yang enggan membuat komitmen dibantu untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi ketakutan mereka akan kegagalan. Anggota dapat didorong untuk memulai setiap sesi kelompok dengan melaporkan kegiatan minggu ini, termasuk kesulitan yang mereka hadapi dalam mengikuti rencana mereka serta keberhasilan yang mereka dapatkan dalam mencoba perilaku baru di dunia nyata. Sama seperti pada behavioral group yang menggunakan buddy system, terapi realitas dapat mendorong anggota untuk melakukan kontak satu sama lain selama seminggu jika mereka memiliki masalah dalam bertahan dengan komitmen mereka.
Beberapa anggota kelompok mungkin tidak bersedia membuat komitmen apa pun. Terapis tidak dapat memaksa perubahan, namun mereka dapat membantu anggota kelompok tersebut melihat apa yang menghentikan mereka agar tidak membuat komitmen untuk berubah. Terkadang orang yakin bahwa mereka tidak dapat berubah, bahwa mereka tidak dapat berpegang pada keputusan apapun, dan bahwa mereka ditakdirkan untuk tetap gagal. Dalam kasus seperti ini penting agar anggota kelompok dibantu untuk melihat dengan jelas konsekuensi dari tidak berubah dan kemudian dipandu untuk merumuskan rencana jangka pendek dan terbatas dengan sasaran yang mudah dijangkau.
Komitmen menempatkan tanggung jawab untuk berubah secara langsung pada klien. Jika anggota mengatakan berulang kali bahwa mereka ingin berubah dan berharap untuk berubah, mereka dapat ditanya, "Maukah Anda melakukannya, dan kapan Anda akan melakukannya?" Yang berbahaya adalah jika rencana anggota tersebut mungkin tidak dilakukan, yang menyebabkan peningkatan frustrasi dan menambah kegagalan orang tersebut. Terapi realitas mencoba menghindari masalah ini dengan tidak meminta adanya komitmen yang tidak masuk akal atau tidak mungkin.